- Biografi
Syekh
Muhammad Bin Abdul Wahhab dilahirkan di Nejed, tahun 1703 Masehi. Syekh Abdul
Wahab tergolong Banu Siman, dari Tamim. Pendidikannya dimulai di Madinah yakni
berguru pada ustadz Sulaiman al-Kurdi dan Muhammad Hayat al-Sind. Syekh
Muhammad bin Abdul Wahhab adalah pendiri kelompok Wahabi yang mazhab fikihnya
dijadikan mazhab resmi kerajaan Saudi Arabia, hingga saat ini
- Pemikiran
Dasar Pemikiran
dan Pergerakan Wahhabiyyah
Pemikiran
Wahabbiyah pada hakikatnya adalah kelanjutan dari mazhab Salafiyyah yang
dipelopori oleh Ahmad Ibnu Taimiyah. Mereka tidak membawa pemikiran baru
tentang aqidah, mereka hanya mengamalkan apa yang telah dikemukakan Ibu
Taimiyah dalam bentuk yang lebih keras, dibandingkan dengan apa yang telah
diamalkan Ibu Taimiyyah sendiri. Mereka menertibkan berbagai hal yang bersifat
amaliah yang tidak pernah disinggung oleh Ibnu Taimiyyah, karena hal itu tidak
begitu terkenal pada zamannya.
Pada dasarnya aqidah yang menjadi landasan gerakan Wahhabi ini adalah dua
hal.
Pertama, terfokus kepada masalah
tauhid yang murni dalam segala aspeknya. Kedua, memerangi dan menghilangkan
bid’ah.
- Muhammad bin Abdul Wahhab juga
berpendapat bahwa ziarah terhadap kuburan para wali termasuk syirik, dan
ber-tawasul kepada mereka akan mengakibatkan rusaknya kemurnian aqidah.
Demikian juga halnya dengan ziarah kubur dengan meletakkan makanan dengan
keyakinan bahwa ahli kubur dapat memberikan kebaikan atau menolak petaka.
Kebiasaan seperti itu banyak ditemui Abdul Wahhab pada masyarakat Yamamah
(sekarang Riyadh), yang berkeyakinan adanya pohon kurma yang dapat
menunjukkan jodoh kepada wanita atau laki-laki yang terlambat menikah.
Abdul Wahhab juga menyaksikan masyarakat yang menziarahi dan meminta
berkah kepada sebuah gua yang diyakini memiliki kekuatan ghaib.
- Usaha pemurnian yang dilakukan
Wahhabi adalah pemberantasan bid’ah, misalnya perayaan Maulid, keluarnya
kaum wanita ikut mengiringi jenazah, perayaan-perayaan spiritual, haul
untuk memperingati kematian wali, acara-acara yang lazim dilakukan para
pengikut aliran sufi untuk mengenang kematian guru atau nenk moyang
mereka. Di samping itu, Wahhabi juga menganggap bid’ah beberapa kebiasaan
seperti, merokok, berlebihan minum kopi, laki-laki yang memakai kain
sutera, mencukur jenggot, dan memakai perhiasan emas.
- Karya
Berikut sebagian karya
tulis beliau yang tersebar di masyarakat dan menjadi referensi umat dalam
mengkaji ajaran islam :
a. Kitabut Tauhid
b. Ushulul Iman
c. Kasyfusy Syubhat
d. Tsalatsatul Ushul
e. Mufidul Mustafid fi Kufri Tarikit Tauhid
f. Mukhtashar Fathul Bari
g. Mukhtashar Zadul Ma’ad
h. Masa’il Jahiliyyah
i. Fadhailush Shalah
j. Kitabul Istimbath
k. Risalah Ar-Radd ‘ala Ar-Rafidhah
l. Majmu’atul Hadits, dll.
a. Kitabut Tauhid
b. Ushulul Iman
c. Kasyfusy Syubhat
d. Tsalatsatul Ushul
e. Mufidul Mustafid fi Kufri Tarikit Tauhid
f. Mukhtashar Fathul Bari
g. Mukhtashar Zadul Ma’ad
h. Masa’il Jahiliyyah
i. Fadhailush Shalah
j. Kitabul Istimbath
k. Risalah Ar-Radd ‘ala Ar-Rafidhah
l. Majmu’atul Hadits, dll.
- Kondisi
masyarakat
“Telah benar-benar muncul Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi, sang pembaharu dan mujtahid, pada waktu di
mana penduduknya lebih buruk daripada kondisi kaum Musyrikin dan ahli-kitab
pada masa terutusnya Nabi , berupa syirik, banyaknya khurafat, bid’ah,
kesesatan dan kebodohan yang meraja lela. Maka ia mengajak untuk menyembah
Allah semata, dan kembali ke pokok Islam, sehingga ia mengembalikan tumbuhnya
Islam seperti semula.”
Kesimpulan dari pernyataan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Sebelum munculnya Muhammad bin Abdul Wahhabi an-Najdi, kondisi
masyarakat Jazirah Arab lebih buruk daripada kondisi kaum Musyrik dan
ahli-kitab pada masa terutusnya Nabi saw.
2. Agama Islam telah mati, di Jazirah Arab (apalagi di luar Jazirah Arab),
dengan banyaknya syirik, khurafat, bid’ah, kesesatan dan kebodohan yang
merajalela.
3. Menurut Wahabi, berarti seluruh bangsa Arab telah kafir, menjelang
lahirnya gerakan Wahabi.
4. Pendiri Wahabi, menghidupkan kembali ajaran Islam yang telah mati.
Disusun oleh: Siswa Man Lamongan Tahun ajaran 2014/2015
0 comments:
Post a Comment